Menata Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Limbah Besi Industri

Limbah besi sisa produksi bisa dikonversi bukan hanya untuk menciptakan nilai ekonomi namun pelestarian sumber daya alam.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Jakarta Selatan Azka Aufary Ramli menyebutkan pengelolaan limbah besi yang inovatif dan lintas sektor bisa mengatasi berbagai tantangan global.

Azka menyebutkan limbah besi industri telah lama menjadi diskursus terkait dampak lingkungan dan efisiensi sumber daya.

Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar untuk mengintegrasikan limbah besi ke dalam strategi pembangunan berkelanjutan.

“Limbah besi bukan hanya sisa produksi, tetapi juga peluang untuk menciptakan ekonomi sirkular yang lebih tangguh, daur ulang dan pemanfaatan limbah besi mampu memberikan dampak positif langsung terhadap pelestarian sumber daya alam, pengurangan pencemaran, dan bahkan penciptaan lapangan kerja baru,” ujar Azka yang juga Business Development TITAN Corporation dalam keterangan tertulis pada Rabu (22/1/2025).

Menurut Azka, limbah besi industri memerlukan pendekatan yang lebih dari sekadar pengelolaan limbah konvensional.

Limbah besi yang tidak dikelola dengan baik sering kali menjadi penyebab utama pencemaran air dan tanah akibat kandungan logam berat, seperti timbal dan kadmium.

Selain itu, ketergantungan pada penambangan bijih besi baru meningkatkan emisi karbon dan merusak lingkungan.

Dalam konteks ini, solusi daur ulang inovatif yang canggih menggunakan tungku plasma dan pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar dalam produksi semen menjadi penting.

Satu hal yang penting untuk dipahami adalah bahwa limbah ini bisa menjadi bagian dari solusi, bukan masalah,” kata Azka.

“Kami telah melihat contoh nyata di Belanda dan industri otomotif global, di mana sistem daur ulang tertutup berhasil mengubah limbah menjadi sumber daya,” sambungnya.

Menurut zka, pengelolaan limbah besi ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs), termasuk SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan), serta SDG 13 (Aksi Iklim).

Dengan mencegah pencemaran, mengurangi kebutuhan akan bijih besi baru, dan mempromosikan ekonomi sirkular, pengelolaan limbah ini berkontribusi pada keberlanjutan global.

“Ketika kita berbicara tentang SDGs, limbah besi memiliki peran yang signifikan dalam mencapainya. Dengan memanfaatkan teknologi dan prinsip ekonomi sirkular, kita dapat mendukung target global dalam pelestarian lingkungan,” ujarnya.

TITAN Corporation, lanjut Azka, terus memperkuat komitmennya dalam keberlanjutan melalui berbagai inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG) yang inovatif.

Sebagai bagian dari transformasi industri yang berkelanjutan, perusahaan tidak hanya fokus pada pengelolaan limbah, tetapi juga pada optimalisasi sumber daya dan pengurangan emisi karbon.

Menurut Azka, keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tetapi juga sebuah peluang besar untuk menciptakan dampak positif terhadap lingkungan, ekonomi, dan masyarakat.

“Kami di Titan Corporation telah menerapkan berbagai inisiatif ESG, seperti penggunaan panel surya, lampu LED hemat energi, dan forklift listrik untuk mengurangi emisi karbon. Selain itu, kami mendaur ulang coolant berbasis minyak yang dapat digunakan kembali, serta mempromosikan digitalisasi dengan mengadopsi sertifikat digital untuk mengurangi penggunaan kertas,” ungkapnya.

TITAN Corporation juga mendorong efisiensi sumber daya melalui inovasi teknologi, seperti pemanfaatan 3D scanner hemat energi dan penerapan sistem pemantauan energi canggih.

“Kami percaya bahwa teknologi adalah kunci untuk mencapai keberlanjutan yang nyata. Dengan pemanfaatan teknologi IoT dan otomatisasi, kami mampu mengurangi konsumsi energi secara signifikan sambil tetap menjaga produktivitas,” katanya.

Azka menjelaskan pula bahwa inisiatif ini bukan hanya tentang perusahaan, tetapi juga tentang menciptakan kebiasaan baik di komunitas.

Salah satu contohnya adalah mendorong para pemain Titan Alpha Football Club dan anggota akademinya untuk menggunakan botol minum ulang-alik serta mempraktikkan kebiasaan hemat energi sejak dini.

CEO PT Teknologi Kreasi Indonesia ini juga menekankan pentingnya tindakan kolektif dari semua pihak, termasuk generasi muda.

“Kita semua memiliki peran dalam menjaga bumi ini, dan generasi muda memiliki keunggulan karena kreativitas dan semangat inovasi yang mereka miliki. Saya mengajak anak muda Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi, baik melalui pendidikan, inovasi, atau kolaborasi dengan berbagai pihak,” ujarnya.

Generasi muda juga didorong untuk memanfaatkan berbagai platform digital, bergabung dalam komunitas lingkungan, atau mengikuti program pelatihan terkait ekonomi sirkular.

Dengan langkah-langkah kecil, dampak besar dapat tercipta untuk masa depan yang lebih hijau.

Transformasi limbah besi industri adalah salah satu langkah strategis untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, kita dapat menciptakan solusi yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk SDG 6 (Air Bersih), SDG 12 (Konsumsi Berkelanjutan), dan SDG 13 (Aksi Iklim).

“Diperlukan sinergi antara berbagai pihak untuk memastikan bahwa limbah besi industri dapat diolah menjadi sumber daya yang bermanfaat. Keberhasilan pengelolaan limbah besi tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kemauan kita untuk bekerja sama, kita bisa mengubah limbah menjadi peluang, masalah menjadi solusi, dan tantangan menjadi keberhasilan,” ujar Azka.(fri/jpnn)

Sumber: Menata Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Limbah Besi Industri

Share the article

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter