Panen Padi Sehat Pribumi di Nagasepaha dihadiri Wamen PPPA RI: HIPPI Dorong Ekonomi Hijau dan Ketahanan Pangan Berbasis Desa

Komitmen HIPPI dalam mewujudkan Bali sebagai pusat ekonomi hijau melalui pertanian ramah lingkungan dan penguatan ekonomi desa kembali diwujudkan melalui kegiatan panen bersama Padi Sehat Pribumi. Acara ini digelar pada 1 Mei 2025 di Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng, dengan mengusung spirit Pang Pade Payu. Program ini merupakan inisiatif DPD HIPPI Bali dan dilaksanakan oleh DPC HIPPI Kabupaten Buleleng, bersama Ketua Umum DPP HIPPI Pusat dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Veronica Tan.

HIPPI mendorong dukungan pemerintah, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pertanian seperti sumur bor, traktor, dan alat pertanian lainnya. Yang lebih penting lagi adalah peran sebagai off-taker atau penjamin pembelian beras yang dihasilkan dari padi sehat pribumi. Harapannya, beras sehat ini dapat menjadi bahan pokok dalam program makanan bergizi gratis untuk ibu hamil, guna meminimalkan risiko stunting.

Sebagai organisasi yang menjembatani masyarakat dan pemerintah, HIPPI menyatakan kesiapan penuh untuk terus menghadirkan program-program bermanfaat, khususnya di bidang pertanian berkelanjutan dan pengembangan ekonomi hijau.

Kegiatan panen bersama ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di tingkat nasional dan daerah. Hadir langsung Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan. Turut mendampingi, Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HIPPI, Erik Hidayat, dan Ketua Umum DPD HIPPI Provinsi Bali, Doktor Gung Tini Gorda, Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Nannie Hadi Tjahjanto. Ketua DPC HIPPI Buleleng, Alfrieds Agustinus, dan Kepala Desa Nagasepaha, I Wayan Sumeken, juga hadir bersama jajaran pengurus/ pejabat di lingkungan Kabupaten Buleleng, aparat keamanan, tokoh masyarakat dan para petani setempat.

Padi Sehat Pribumi yang dipanen merupakan hasil dari pola tanam yang mengutamakan prinsip-prinsip pertanian organik dan ramah lingkungan. Program ini menjadi simbol perlawanan terhadap ketergantungan petani pada bahan kimia sintetis serta upaya mengembalikan kesuburan tanah secara alami. Selain meningkatkan kualitas hasil panen, pendekatan ini juga mendukung upaya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan pertanian lokal.

Ini merupakan kegiatan kedua setelah sebelumnya sukses dilaksanakan di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada. Program ini menunjukkan komitmen HIPPI dalam mendukung sektor pertanian yang berkelanjutan dan menjadi bagian dari upaya bersama mewujudkan Bali sebagai pusat ekonomi hijau.

Panen bersama ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud nyata dari upaya membangun ketahanan pangan berbasis kearifan lokal dan memberdayakan perempuan serta anak melalui sektor pertanian. Dengan mengusung konsep “Padi Sehat Pribumi”, HIPPI Buleleng bersama HIPPI Bali mendorong praktik pertanian berkelanjutan yang selaras dengan visi pembangunan ekonomi hijau desa.

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menyampaikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program Panen Bersama Padi Sehat Pribumi yang digagas oleh HIPPI di Desa Nagasepaha, Buleleng. “Saya menilai program ini tidak hanya memperkuat sektor pertanian ramah lingkungan, tetapi juga memberi ruang besar bagi pemberdayaan perempuan dan penguatan ketahanan keluarga”, katanya.

Veronica menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto, yang menempatkan ketahanan pangan sebagai salah satu pilar utama pembangunan nasional. Indonesia, dengan kondisi geografisnya yang subur dan beriklim tropis, memiliki potensi luar biasa untuk melakukan panen sepanjang tahun. Hal ini, menurutnya, menjadi kekuatan tersendiri yang perlu dimaksimalkan melalui kerja kolektif antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. “Bahwa kemajuan sektor pangan bukan hanya soal produksi, tetapi juga soal komitmen untuk bekerja keras dan menjaga keberlanjutan dari hulu ke hilir”, tegasnya.

Lebih lanjut, Wamen PPPA juga menyoroti pentingnya peran perempuan dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga. Ia mengapresiasi keterlibatan perempuan dalam program pertanian ini, mengingat realitas sosial menunjukkan bahwa perempuan kini banyak berperan sebagai tulang punggung keluarga. Dengan keterlibatan aktif dalam pertanian, perempuan dapat memiliki akses terhadap sumber daya ekonomi dan berkontribusi langsung dalam penguatan struktur sosial keluarga dan masyarakat. “Pemberdayaan perempuan tidak perlu selalu dikaitkan dengan isu kesetaraan gender yang bersifat kompetitif, melainkan sebagai kolaborasi dalam membangun fondasi keluarga yang kokoh”, imbuhnya.

Veronica juga mengingatkan akan pentingnya menjaga keberadaan lahan sawah di Bali yang kian tergerus oleh alih fungsi lahan untuk kebutuhan pariwisata. Ia mengajak masyarakat dan pemerintah daerah untuk lebih bijak dalam menata ruang dan tidak menjadikan pariwisata sebagai alasan utama mengorbankan lahan pertanian yang produktif. “Menurut Saya, pertanian dan pariwisata bukan dua sektor yang saling bertentangan, justru keduanya dapat bersinergi melalui konsep ekowisata”, ujarnya.

Dengan pendekatan ini, sawah tidak hanya dipertahankan sebagai sumber pangan, tetapi juga dapat menjadi sumber ekonomi alternatif dalam kerangka pariwisata hijau. Veronica menilai bahwa pertanian organik yang ramah lingkungan dapat menjadi fondasi kuat untuk membangun ketahanan pangan, ketahanan keluarga, dan kemandirian desa. Ia pun mendorong agar sektor pertanian kembali ditempatkan sebagai prioritas pembangunan, “tidak hanya sebagai penghasil bahan pangan, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi lokal dan nasional yang berbasis keberlanjutan”, pungkasnya.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPP HIPPI), Erik Hidayat, mengatakan bahwa panen beras sehat kali ini sekaligus menandai keterlibatan aktif HIPPI pusat dalam mendukung pertanian lokal yang ramah lingkungan. “Ini merupakan panen raya kedua yang diselenggarakan di wilayah tersebut dalam rangka mendukung program beras sehat pribumi yang telah berjalan selama satu tahun”, kata Erik.

Panen raya kali ini juga mencatatkan sejarah baru bagi Kabupaten Buleleng karena untuk pertama kalinya kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan pemerintahan pusat, yakni Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan. “Kehadiran Wamen PPPA menjadi bentuk dukungan pemerintah terhadap inisiatif ekonomi hijau yang diusung HIPPI melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah setempat”, ungkapnya.

Program Padi Sehat Pribumi ini merupakan bagian dari kontribusi HIPPI dalam mendukung ketahanan pangan nasional, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. HIPPI menilai program ini memiliki potensi besar dalam membantu menstabilkan harga beras, khususnya di wilayah Bali, dan bahkan secara nasional dalam jangka panjang.

Ke depan, HIPPI menargetkan perluasan lahan produksi hingga 500 hektar dalam lima tahun ke depan dengan menjadikan Bali sebagai basis pengembangan utama. Untuk mewujudkan target tersebut, HIPPI mendorong dukungan dari pemerintah, terutama dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pertanian seperti sumur bor, traktor, dan alat pertanian lainnya.

“Sebagai organisasi yang berperan sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah, HIPPI sangat siap untuk terus menghadirkan program-program yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pertanian berkelanjutan dan ekonomi hijau”, tutupnya.

Ketua Bidang Pertanian Koperasi UMKM DPD HIPPI Bali, Ni Luh Putu Gunatri, mengatakan bahwa kegiatan panen bersama padi sehat pribumi di Desa Nagasepaha menjadi tonggak pelaksanaan program DPD HIPPI Bali dalam mewujudkan Bali sebagai pusat ekonomi hijau. “Program ini mengedepankan pertanian ramah lingkungan yang menghasilkan padi sehat berkualitas, yang kemudian diolah menjadi produk unggulan berupa Beras Sehat Pribumi”, kata Gunatri.

Gunatri menegaskan bahwa program ini selaras dengan agenda pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan serta menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi masyarakat. Panen bersama ini turut didukung oleh Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, yang menyambut baik upaya pemberdayaan perempuan melalui pertanian sehat sebagai bagian dari strategi pemenuhan gizi anak dan pencegahan stunting menuju Indonesia Emas 2045.

Sebagai bentuk konkret dari inisiatif ini, HIPPI Bali bersama DPC HIPPI Kabupaten Buleleng menyerahkan produk beras sehat pribumi kepada Ketua Umum DPP HIPPI, Erik Hidayat, untuk diteruskan kepada Wakil Menteri PPPA. Saya harap Beras Sehat Pribumi ini dapat disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai simbol harapan agar pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan 500 hektar pertanian ramah lingkungan di Bali” ungkapnya.

Ketua DPC HIPPI Buleleng, Alfrieds Agustinus, mengatakan, ini merupakan kegiatan kedua setelah sebelumnya sukses dilaksanakan di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada. “Program ini menunjukkan komitmen HIPPI dalam mendukung sektor pertanian yang berkelanjutan dan menjadi bagian dari upaya bersama mewujudkan Bali sebagai pusat ekonomi hijau”, katanya.

Alfrieds Agustinus menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bentuk konsistensi HIPPI dalam menghadirkan solusi nyata terhadap berbagai persoalan yang tengah dihadapi sektor pertanian, khususnya di Buleleng. Ia menyoroti tantangan besar seperti berkurangnya lahan pertanian, penggunaan pupuk kimia, krisis air, serta dampaknya terhadap produktivitas dan kesejahteraan petani.

Melalui pendekatan pertanian ramah lingkungan, program ini diharapkan mampu menjaga kelestarian lahan pertanian dan meningkatkan kualitas hasil panen secara berkelanjutan. “HIPPI Buleleng mengajak seluruh pihak untuk lebih mencintai dan peduli terhadap dunia pertanian, yang merupakan fondasi penting dalam menjaga ketahanan pangan dan ekosistem lokal”, katanya.

Kegiatan panen bersama ini tidak hanya menjadi simbol keberhasilan dari kolaborasi yang dibangun, tetapi juga menjadi inspirasi untuk memperluas praktik pertanian berkelanjutan di wilayah lain di Bali. “Dengan semangat gotong royong dan kepedulian lingkungan, HIPPI Buleleng berharap pertanian sehat berbasis lokal dapat menjadi arus utama pembangunan ekonomi hijau di daerah”, ungkapnya.

Kepala Desa Nagasepaha, I Wayan Sumeken, mengapresiasi peran HIPPI, khususnya HIPPI Kabupaten Buleleng dalam memberikan pendampingan kepada para petani setempat, khususnya dalam hal pertanian organik. Dia juga menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh program ketahanan pangan nasional serta inisiatif Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Menurut Sumeken, keberhasilan program MBG tidak bisa dilepaskan dari kualitas bahan baku pangan yang digunakan. “Saya mendorong agar pelaksanaan program ini dimulai dari penggunaan bahan pangan yang sehat dan organik, demi menjamin mutu gizi yang benar-benar berkualitas”, katanya.

Lebih lanjut, Sumeken mengakui bahwa upaya mengubah kebiasaan petani yang telah lama bergantung pada bahan kimia bukanlah hal yang mudah. Namun, ia percaya bahwa proses transformasi ini harus dimulai dari desa sebagai ujung tombak pembangunan.

Saya berharap, dengan kehadiran Wakil Menteri PPPA di desa Nagasepaha, aspirasi masyarakat desa dapat lebih didengar, terutama terkait kebutuhan alat pertanian yang masih dikerjakan secara manual” tandasnya.

Dalam forum panen bersama Padi Sehat Pribumi tersebut, salah satu pelaku UMKM lokal yang juga anggota IWAPI Buleleng, Ni Luh Mahendri, turut menyampaikan aspirasinya terkait pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi rumah tangga. Sebagai pemilik usaha Sambal Mamone Bali, ia memaparkan bahwa seluruh tenaga kerja di usahanya merupakan ibu-ibu rumah tangga dari wilayah sekitar.

Sebagai alumni STIE Satya Dharma Singaraja, Mahendri telah membuktikan bahwa konsep pemberdayaan perempuan tidak harus dimulai dari skala besar. Melalui bisnis sambal yang ia rintis, ia menciptakan ekosistem kerja berbasis komunitas perempuan, di mana para ibu rumah tangga tidak hanya dilibatkan dalam proses produksi, tetapi juga dalam proses budidaya bahan baku seperti cabai dan rempah-rempah lainnya. “Para perempuan ini, yang sebagian besar berusia di atas 30 tahun hingga lansia berusia 65 tahun, tetap diberi kesempatan untuk terlibat selama masih mampu bekerja”, katanya.

Pemberdayaan juga dilakukan di tingkat petani, terutama di Desa Sulanyah, tempat di mana semua petani mitra yang bekerja sama dengannya adalah perempuan. “Strategi ini tidak hanya memperkuat kemandirian ekonomi rumah tangga, tetapi juga membuka ruang bagi para perempuan untuk berkontribusi aktif dalam membangun desa secara berkelanjutan”, ujarnya.

Kehadiran Wamen PPPA Veronica Tan turut dimanfaatkan oleh tokoh masyarakat dan para petani di Desa Nagasepaha sebagai momentum untuk menyampaikan aspirasi mereka. Besar harapan mereka, aspirasi tersebut dapat diteruskan hingga ke tingkat pusat.

Panen Padi Sehat Pribumi di Desa Nagasepaha menjadi momentum penting dalam membangun kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat desa. Program ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga membuka ruang besar bagi pemberdayaan perempuan dan pengembangan ekonomi hijau. Semangat gotong royong melalui spirit sinergi Pang Pade Payu yang ditunjukkan HIPPI bersama para petani dan UMKM lokal menjadi contoh nyata bahwa transformasi pertanian dapat dimulai dari desa. Ke depan, sinergi lintas sektor ini diharapkan terus diperluas untuk mewujudkan kemandirian pangan dan kesejahteraan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat. (dan)

Sumber: Panen Padi Sehat Pribumi di Nagasepaha dihadiri Wamen PPPA RI: HIPPI Dorong Ekonomi Hijau dan Ketahanan Pangan Berbasis Desa – MetroBali

Share the article

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter